Khamis, 19 Mei 2011

Allah.

Apabila terbit suaranya kecil memanggil dunia di kerongkong pertama,
ayahnya awal lagi sudah berbisik tentang - jadi manusia yang berguna,
seperti bapa-bapa yang lain juga mengharapkan anak ini senantiasa menurut akal hatinya,
dia berkata.

Apabila anak ini sudah tiba membangkit besar menimang usia,
sepatutnya dia sudah mampu mengurus segala memikir perkara,
tapi ayahnya masih seperti dahulu - aku ini lebih ber-garam dari mu,
jangan pernah sesekali membantah kata ku.

Dan apabila sudah sekali merasa duri,
anak ini - tak mengapa, dia ayah ku,
tapi jika perkara yang sama berulang kali terjadi,
gunung yang tertahan meletup tak sempat di saku.


Si ayah merah mata menahan marah membilang derhaka,
anak ini terdiam melihat ayahnya lantang bersuara,
tapi dia sedang mengira sampai bila mahu terus durjana,
tentang ayahnya yang lebih usia, di anggap benar-benar sahaja.

Dia, ter- celaka.

Tiada ulasan: